Monday, December 8, 2014

Mengasah Anak Agar Berjiwa Pemimpin

ANAK-ANAK adalah pemimpin masa depan! Moms setuju dengan pernyataan tersebut? Bila ya, siapkan jiwa kepemimpinan pada diri si kecil dari sekarang. Paling tidak, suatu saat nanti si kecil cukup baik memimpin diri sendiri dan keluarganya.
 
Ciri Calon Pemimpin Menurut Septiana Runikasari, Psi, ada sedikitnya tujuh karakteristik seorang calon pemimpin, di antaranya:
  • Mengatur Dirinya Sendiri. Anak yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri merupakan salah satu ciri anak untuk menjadi pemimpin. Ketika anak sudah bisa mengatur dirinya sendiri, maka diharapkan anak tersebut juga bisa mengatur orang lain. Karena seorang pemimpin harus bisa mengatur dan memengaruhi bawahannya. Kemampuan ini bisa dilihat ketika anak bisa mengatur kapan dia harus belajar, bermain, makan dan sebagainya.
  • Mandiri. Ketika anak sudah bisa mengatur dirinya sendiri, maka anak akan memiliki sikap mandiri. Sikap mandiri ini bisa dilihat dari anak ketika anak sudah bisa makan sendiri dengan baik, mengenakan dan melepaskan pakaiannya sendiri dan hal lain yang sudah bisa dilakukannya sendiri. 
  • Inisatif dan Relasi. Anak yang memiliki jiwa kepemimpinan tentunya anak yang memiliki inisitif dan bisa membangun relasi. Hal ini bisa dilihat ketika anak bisa melakukan sesuatu hal tanpa diminta atau diperintah, tetapi dilakukan sesuai dengan apa yang ada dipikirannya. Misalnya ketika anak terlebih dulu mengajak teman barunya berkenalan atau mengajaknya bermain bersama. Sehingga tidak hanya inisiatif saja yang bisa dilihat, tetapi anak juga bisa membangun relasi dengan baik.
  • Bertanggung jawab. Rasa bertanggung jawab bisa dilihat dari sikap anak ketika anak bisa menyelesaikan tugas yang diberikannya dan menepati janjinya. Misalnya ketika anak sedang bermain dengan mainannya dan berjanji akan membereskan mainannya setelah selesai menggunakannya. Ketika apa yang dijanjikan dan mainannya dirapikan kembali, maka anak tersebut memenuhi tanggung jawabnya, baik dari sisi apa yang dijanjikannya dan dari sisi bagaimana dia merapikan kembali mainannya.
  • Kejujuran. Jujur merupakan keberanian anak dalam mengungkapkan sesuatu sesuai dengan yang terjadi. Hal itu bisa dilihat ketika anak menceritakan suatu hasil karya yang dibuat tidak hanya oleh dirinya sendiri tetapi juga oleh teman-temannya.
  • Pandai Berkomunikasi. Anak yang memiliki jiwa kepemimpinan maka memiliki kepandaian dalam berkomunikasi. Ini bisa dilihat oleh Moms ketika anak mennyampaikan sesuatu kepada orang lain atau temannya dengan bahasa yang dimengerti oleh temannya dan temannya memahami apa yang diucapkannya.
  • Menyelesaikan Masalah. Ketika anak menghadapi temannya yang tidak memiliki pensil warna sedang temannya membutuhkan itu, maka anak tersebut berusaha meminjamkan pensil warnanya atau ketika ada temannya yang menangis karena tidak dipinjamkan mainannya dengan temannya yang lainnya, maka anak itu mengajak kedua temannya untuk bermain bersama dan bergantian, maka anak tersebut bisa menyelesaikan masalah yang ada di hadapannya.
Asahlah Kemampuannya
Namun, jika si kecil belum memiliki atau menunjukan ketujuh ciri di atas, bukan berarti si kecil tidak memiliki kesempatan untuk menjadi calon pemimpin. Asal Moms bersedia membantu si kecil mengasah kemampuannya, si kecil pun masih memiliki harapan. Berikut kemampuan yang perlu diasah:
  1. Membangun Kepercayaan Diri. Ini merupakan modal utama dalam kehidupan bersosialisasi. Jika si kecil belum memiliki kepercayaan diri, maka Moms bisa membangunnya dengan memberikan pujian pada anak ketika anak berhasil atau bisa melakukan sesuatu. Sehingga ketika anak akan tampil kembali dan adanya reaksi positif, maka anak akan merasa percaya diri.
  2. Membangun Komunikasi. Membangun komunikasi bisa dilakukan ketika Moms melakuan komunikasi dengan anak, misalnya saling menceritakan apa yang sudah dilakukannya. Bisa juga Moms mendorong anak untuk berkenalan dengan orang lain dan lihat bagaimana cara anak atau kata-kata apa yang diucapkan anak ketika anak berkenalan dengan orang lain. Tentunya ini juga dibarengi dengan sikap berani. Berani berkenalan dengan orang baru.
  3. Ajarkan Menyelesaikan Masalah. Moms bisa mengawalinya dengan membuat anak merasakan apa yang dialami orang lain. Misalnya ketika ada temannya yang ingin meminjam mainannya, tetapi tidak diberikan dan temannya menangis. Maka Moms bisa mengajarkan anak dengan memutar keadaan, menanyakan ke anak, bagaimana jika yang tidak dipinjamkan mainan itu adalah kamu? Bagaimana perasaan kamu? Jika anak sudah merasakannya, maka bisa ditanyakan kembali ke anak, apa yang harus diselesaikannya? Tekankan kepada anak bahwa dia sebaiknya meminta maaf pada temannya dan kemudian bermain bersama-sama.
  4. Mengajarkan Kejujuran. Dalam mengasah kejujuran anak, Moms bisa melakukannya dengan meminta anak untuk menceritakan semua yang diamalinya di sekolah atau di tempat bermainnya. Setelah itu terima atau responslah dengan baik apa yang diceritakan oleh anak. Dengan adanya respons yang baik, maka ketika anak melakukan tindakan positif atau negatif maka anak akan menceritakannya semuanya dengan benar tanpa memiliki ketakutan akan dikatakan tidak baik atau di-judge.
(tty)

(Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2014/12/02/196/1073774/mengasah-anak-berjiwa-pemimpin )